Bangunan mentereng itu bernama Plaza Senayan
tempat komoditas dan hasrat bercumbu mesra
di dalamnya ada sebuah toko bernama Cherokee
di mana harga jual bisa jauh melampaui biaya produksi
Sangat hebat sampai-sampai kamerad Che rela datang
ribuan kilometer dari hutan Bolivia terakhir ia terlihat
kini brewoknya menghiasi imej fancy serba merah itu
militansinya senilai dengan beberapa lembar senyum Soeharto
Che bukan lagi hanya seorang revolusioner impor
perjuangannya ikut membahasakan diri dalam akumulasi
sekarang ia seorang anak yang kualat pada bapaknya
diadopsi produsen berhala yang dulu jadi antitesa idenya
“Hasta La Victoria Siempre!” tidak segalak dulu lagi
sekarang semakin 'mengancam' malah bikin kantong gendut
teknologi duplikasi bikin ‘revolusi’nya semakin ‘permanen’
setidaknya di tangan anak genit yang mengacungkan tangan kiri
tempat komoditas dan hasrat bercumbu mesra
di dalamnya ada sebuah toko bernama Cherokee
di mana harga jual bisa jauh melampaui biaya produksi
Sangat hebat sampai-sampai kamerad Che rela datang
ribuan kilometer dari hutan Bolivia terakhir ia terlihat
kini brewoknya menghiasi imej fancy serba merah itu
militansinya senilai dengan beberapa lembar senyum Soeharto
Che bukan lagi hanya seorang revolusioner impor
perjuangannya ikut membahasakan diri dalam akumulasi
sekarang ia seorang anak yang kualat pada bapaknya
diadopsi produsen berhala yang dulu jadi antitesa idenya
“Hasta La Victoria Siempre!” tidak segalak dulu lagi
sekarang semakin 'mengancam' malah bikin kantong gendut
teknologi duplikasi bikin ‘revolusi’nya semakin ‘permanen’
setidaknya di tangan anak genit yang mengacungkan tangan kiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar